Disdukcapil Jember – Melalui program “Jempol Disko” atau Jemput Bola Perekaman KTP-el sekolah setingkat SMA bisa berpartisipasi dalam ketertiban administrasi kependudukan.
Seperti yang dilakukan oleh SMK Addimyati di Kecamatan Jenggawah. Sekolah ini telah tiga kali menggelar Jempol Disko. Bahkan berencana tiap tahun menggelarnya.
Hal itu disampaikan oleh Koordinator Perekaman KTP-el di SMK Addimyati, Buyung.
Ia engungkapkan bahwa sekitar 160 siswa/siswi dari tiga jurusan, yaitu Bisnis Daring dan Pemasaran, Tata Busana, dan AKL, mengikuti perekaman pada Jum’at 1 Desember 2023.
Kegiatan perekaman ini sudah kali ketiga, yang dilaksanakan berkat kerja sama antara SMK Addimyati dan pihak Disdukcapil Jember.
“Tahun lalu kami mengadakan perekaman seperti ini, melibatkan masyarakat sekitar. Namun, hari ini kita mencoba untuk secara eksklusif kita khususkan perekaman KTP-el ini untuk siswa siswi saja,” jelas Buyung.
Alasan utama diadakannya kegiatan ini adalah untuk menciptakan ketertiban administrasi kependudukan bagi para siswa yang sudah mencapai usia 17 tahun.
“Sehingga nanti, ketika mereka lulus, mereka sudah siap secara administrasi untuk berbagai keperluan,” ujar Buyung.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini direncanakan akan diadakan setiap tahun guna memastikan kesiapan administratif para siswa.
Salah satu peserta perekaman KTP-el, Gita, seorang siswi Jurusan Akuntansi, mengungkapkan apresiasinya pada kegiatan Jempol Disko ini.
“Kegiatan perekaman di sekolah seperti ini lebih memudahkan bagi kami yang masih bersekolah karena kami tidak perlu menunda-nunda untuk perekaman KTP,” pungkasnya.
Tidak hanya Gita, dua temannya yaitu Zidni dan Zidna yang bersaudara kembar juga menceritakan tentang kesannya pada saat prosesi perekaman KTP-el.
Zidni yang berasal dari Kecamatan Wuluhan, mengaku awalnya takut hasil foto KTP-elnya jelek. Namun, setelah melihat hasilnya, ia mengungkapkan, “Alhamdulillah memuaskan.”
Sedangkan Zidna merasa terkejut dengan kenyataan bahwa ia sudah 17 tahun.
“Kemarin-kemarin saya merasa seperti masih kecil, kok sekarang ternyata sudah waktunya punya KTP,” ujarnya.
Gita, Zidni, dan Zidna, yang merupakan santriwati. Merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini.
“Sangat membantu sekali untuk kami mendapatkan KTP. Apalagi bagi kami anak pondok yang kesulitan untuk izin keluar,” tutur Zidna. (*nkn)